Alhamdulillah, PW Jabar Al-Irsyad Al-Islamiyyah bekerja sama dengan Qisthi Press dan Pusdai telah menghadirkan Ulama semilyar umat dari Saudi Arabia, Syekh ‘Aidh Abdullah Al-Qarni di Kota Bandung pada hari Rabu 8 Maret 2006 untuk bertemu dengan para pembacanya dan memberikan ceramahnya.

Rombongan Syekh ‘Aidh Al-Qarni berangkat dari Cisarua menuju Bandung sekitar pukul 10:00 WIB. Sementara masyarakat yang akan mengikuti ceramah/tausiyah telah mulai berdatangan sejak pukul 11:30. Masuk waktu Dzuhur, jamaah melakukan sholat Dzuhur berjamaah dan dilanjutkan dengan ceramah singkat oleh salah satu imam Pusdai sambil menunggu kedatangan Syekh ‘Aidh Al-Qarni. Rombongan tiba di gerbang tol Pasteur pukul 12:45, dengan dikawal patroli polisi, rombongan langsung menuju Masjid Pusdai dimana telah menunggu ratusan masyarakat yang tidak sabar untuk segera bertatap muka dan mendengarkan ceramah Syekh ‘Aidh Al-Qarni.

Setelah beramah-tamah sejenak dan melakukan sholat Dzuhur, Syekh ‘Aidh Al-Qarni akhirnya hadir untuk memberikan ceramahnya dengan dipandu oleh penerjemah Ustadz Abdullah Baharmuz.

Dalam sambutannya, Syekh ‘Aidh Al-Qarni mengucapkan terima kasih kepada segenap instansi terkait dan beliau juga menyampaikan rasa bangganya telah diberi kesempatan untuk hadir di Indonesia dan juga atas apresiasi masyarakat Indonesia atas tulisan-tulisannya.

Sedikit menyinggung soal salah satu bukunya yang berjudul “La Tahzan” (Jangan Bersedih), beliau mengatakan Bangsa Indonesia tidak perlu bersedih. Mengapa? Karena Indonesia telah dikarunia negeri yang indah dengan air melimpah, pemandangan hijau yang tumbuh subur serta wajah yang senantiasa berseri-seri. Oleh karena itu kita harus mensyukuri nikmat tiada terkira yang dikaruniakan oleh Allah Swt kepada kita.

Dalam ceramahnya beliau juga menjawab tuduhan bangsa barat bahwa Islam adalah teroris. Teroris adalah mereka yang membunuhi rakyat Afghanistan, teroris adalah mereka yang memperkosa wanita-wanita Iraq, mereka yang mengusir dan merampas tanah bangsa Palestina.

Beliau juga menyampaikan rasa bangganya atas simpati Bangsa Indonesia terhadap penghinaan bangsa barat kepada Rosulullah SAW dengan pemuatan karikatur Rosulullah dalam beberapa media barat.

Dalam sesi tanya jawab, ada salah satu pembaca yang menanyakan apakah benar Syekh ‘Aidh Al-Qarni pernah dipenjara? Beliau menjawab memang benar pernah dipenjara sekitar 10 tahun lalu. Hal ini karena soal politis yang berkaitan atas tulisannya yang mengkritisi seorang penulis. Beliau dipenjara kurang lebih selama 9 bulan. Tak lupa Syekh ‘Aidh Al-Qarni juga mendoakan semoga Ustadz Abubakar Baasyir segera diberi solusi terbaik oleh Allah SWT. Amin.

Ada juga salah seorang akhwat yang menanyakan kiat-kiat untuk menjadi penulis yang sukses. Sebagai penulis, harus memilki pengetahuan yang luas. Untuk mencapai hal ini tentunya diperlukan usaha dengan menuntut ilmu, dan kunci memperoleh ilmu adalah dengan banyak membaca. Kunci lain adalah dengan mempunyai perpustakaan kecil dan disiplin membaca setiap hari. Orang bisa maju dengan banyak membaca. Setelah usai sesi tanya jawab, Syekh ‘Aidh Al-Qarni menutup ceramahnya dengan doa, dan beliau juga menyempatkan untuk menandatangani beberapa buku karyanya untuk para pembacanya.

Rekan-rekan wartawan juga diberi kesempatan untuk melakukan wawancara langsung dengan Syekh ‘Aidh Al-Qarni di ruangan yang telah disediakan khusus.

Tepat pukul 14:45, rombongan dengan didampingi oleh PW Al-Irsyad dan Pemuda Al-Irsyad meluncur ke Rumah Makan Sindang Reret di Jalan Surapati untuk jamuan makan siang.

Usai jamuan makan siang, rombongan Syekh ‘Aidh Al-Qarni langsung kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kegiatannya.