Muktamar juga membahas upaya penguatan ekonomi umat

JAKARTA – Pimpinan Pusat (Al-Irsyad Al-Islamiyyah) menggelar Muktamar ke-40 di Bogor, Jawa Barat, 16-18 November 2017. Bertema “Menyongsong Kebangkitan Al-Irsyad sebagai Organisasi Pembaharu dan Moderat”, Muktamar ini akan membahas program lima tahun ke depan dengan fokus pada upaya penguatan pendidikan, karakter, dan akhlak.

Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Djaidi mengatakan, Presiden Joko Widodo akan menerima pengurus PP Al-Irsyad serta para peserta Muktamar di Istana Bogor, Kamis (16/11) sekitar pukul 09.00 WIB sebelum membuka Muktamar. Presiden ingin berdialog dengan para peserta Muktamar.

Kiai Abdullah menjelaskan, sejumlah narasumber akan hadir memberikan materi pada muktamar, di antaranya Menteri Agama, Mendikbud, dan Mendagri.

“Di muktamar intinya membahas program kerja lima tahun ke depan, kemudian memilih ketua umum yang baru dan ada rekomendasi-rekomendasi,” ujarnya.

Ia menerangkan, program kerja lima tahun ke depan akan fokus pada upaya penguatan pendidikan, karakter, dan akhlak. Hal ini, menurut Kiai Abdullah, sesuai dengan harapan Presiden.

Selain itu, Al-Irsyad juga memberi perhatian besar pada sektor pendidikan, sosial, ekonomi, dan dakwah. Di bidang ekonomi, Muktamar ke-40 Al-Irsyad akan membahas upaya-upaya penguatan ekonomi umat.

“Kalau sosialisasi dakwah, bagaimana menyosialisasikan dakwah islamiyah yang washatiyah, yang moderat, yang penuh toleransi, kelembutan, kesantunan, yang tidak mengarah pada hal-hal yang radikal,” ujar Kiai Abdullah.

Sebelumnya, Humas PP Al-Irsyad Mansyur Alkatiri menyampaikan, muktamar ini juga akan fokus pada bidang pendidikan. Sebab, basis organisasi Al-Irsyad ada di bidang pendidikan melalui sekolah-sekolah formal.

Selama dua tahun terakhir, Al-Irsyad telah merevitalisasi semua sekolahnya melalui pelatihan-pelatihan. “Alhamdulillah, hasil pelatihan tersebut membuahkan hasil, sekarang banyak peningkatan kualitas di sekolah-sekolah milik Al-Irsyad yang tersebar di berbagai daerah.” katanya saat saat bersilaturahmi ke kantor harian Republika, Senin (13/11).

Ia menyampaikan, saat ini Al-Irsyad memiliki lebih dari 200 sekolah, mulai dari TK sampai SMA dan ada satu sekolah tinggi Ilmu Kesehatan di Cilacap, Jawa Tengah. Selain itu, Al-Irsyad juga berencana mendirikan universitas di Jawa dan Sulawesi Tenggara.

“Di bidang dakwah kita akan memperkuat lagi unit dai yang ada, akan ada pelatihan dai, agar bisa lahir dai-dai yang reformis dan moderat,” jelasnya.

Terkait penyelenggaraan muktamar ini, sebelumnya Kiai Abdullah juga telah bersilaturahim kepada Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin.

Pada kesempatan itu, Menag mengapresiasi kiprah dan kontribusi Al-Irsyad dalam pembangunan bangsa dan negara. Menurut Menag, sebagai salah satu ormas tertua di Indonesia, Al-Irsyad telah memberi kontribusi positif terhadap pemberdayaan umat dan bangsa.

“Pemerintah merasa berkepentingan terhadap ormas-ormas Islam yang tahu persis bagaimana pada pendahulu berjuang dan menjaga Islam agar dapat mewujudkan kedamaian,” ujar Menag seperti dilansir laman resmi Kementerian Agama (Kemeneg), beberapa waktu lalu.

Bersamaan dengan Muktamar ke-40 Al-Irsyad, di selenggarakan pula Musyawarah Besar (Mubes) ke-8 Wanita Al-Irsyad dan Mubes ke-11 Pemuda Al-Irsyad.

“Selamat bermuktamar PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Semoga muktamar dan mubes bisa berjalan lancar dan menghasilkan rumusan-rumusan tidak hanya bagi keluarga besar Al-Irsyad, tapi juga kedapa bangsa dan negara ,” kata Menag.*

Sumber: Harian Republika, 16 November 2017