Pemerintah Pakistan tersinggung perlakukan personil militer AS di penjara Guantanamo yang menghina Al-Qur’an dengan cara membuangnya di toilet

Jika di Indonesia ramai Al-Qur’an bergambar foto Bupati Indramayu dan shalat dua bahasa, di Pakistan lain lagi. Pemerintah negara itu terkejut dengan edisi baru majalah Newsweek keluaran Amerika yang memuat berita dugaan penghinaan terhadap Al-Qur’an.

Pemerintah Pakistan menyatakan kekhawatiran mendalam atas dugaan penistaan kitab suci Al-Qur’an di penjara Guantanamo setelah majalah tersebut memuatnya.

Dalam edisi terbarunya, Newsweek menyebut sejumlah personil tentara AS telah membuang kitab suci umat Islam itu ke dalam toilet di penjara Guantanamo.

Juru bicara kementerian luar negeri Pakistan, Jalil Abbas Jilani mengatakan kepada kantor berita AFP mengenai keberatan serta perlakuan yang disayangkan kepada para tahanan di Teluk Guantanamo.

Menurut Jilani, laporan tersebut mengejutkan para penganut agama di seluruh dunia.

“Pemerintah Pakistan mengutuk peristiwa tersebut serta menuntut dilakukannya penyelidikan menyeluruh terhadap peristiwa yang memalukan tersebut”, katanya.

Pakistan yang menjadi sekutu Amerika dalam perang melawan terorisme mempunyai hukum bagi siapa yang melakukan penghinaan kepada Al-Qur’an dan Nabi Muhammad akan mendapat hukuman mati di negaranya.

Dalam sebuah wawancara dengan wartawan BBC, Abdul Rahim Muslim Dost, seorang tahanan Afgansitan yang baru saja dibebaskan dari pusat penahanan Guantanamo mengatakan, sejumlah tahanan Arab mogok bicara kepada para penyidik, sebagai unjuk rasa atas penistaan Al-Qur’an oleh penjaga penjara.

Dost menambahkan, para tahanan dicukur jenggotnya dan mendapat perlakuan keras selama interogasi.

Soal penghinaan agama di penjara Guantanamo sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, para tahanan juga mendapat perlakukan buruk. Misalnya dilarang mendengar suara adzan, dipaksa membuka pakaian di depan wanita.

Amerika menahan sekitar 520 tahanan di Teluk Guantanamo. Sebagian besar dari mereka merupakan aktifis Islam yang dikait-kaitkan dengan Taliban atau Al-Qaidah.

(hidayatullah.com)