sumber: www.kompas.com

Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo membuka secara resmi Muktamar Al-Irsyad Al-Islamiyyah ke-40 serta Musyawarah Besar ke-11 Pemuda Al-Irsyad dan Musyawarah Besar ke-8 Wanita Al-Irsyad di Istana Bogor, Kompleks Istana Kepresidanan (Jawa Barat), Kamis (16/11) pada jam 09.00 pagi. Presiden nampak hangat menyambut kehadiran ratusan peserta Muktamar dan Mubes yang berlangsung pada 16-17 November, dan berasal dari 102 cabang dari seluruh Indonesia ini. Presiden didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin.

Presiden menyatakan bahwa dirinya mengenal baik organisasi Al-Irsyad sejak menjadi walikota Solo. Selain itu, Presiden juga mengenal dekat dengan Ketua Umum Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Jaidi yang sudah beberapa kali bertemu. “Inilah yang menjadi alasan saya untuk bertemu langsung dengan warga Al-Irsyad,” kata Presiden.

Presiden Joko Widodo mengapresiasi kiprah Al-Irsyad Al-Islamiyyah yang berdiri sejak 103 tahun yang lalu bagi bangsa dan negara. “Saya tahu Al-Irsyad Al-Islamiyyah adalah organisasi yang sudah sejak lama, tahun 1914, berarti sudah 103 tahun berdiri dan berkiprahnya sangat banyak sekali terutama di bidang dakwah, kesehatan, pendidikan,” kata Presiden.

pembukaan muktamar Alirsyad

Jokowi dalam arahannya juga menyinggung soal pentingnya penguatan pendidikan karakter yang belum lama ini dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 tahun 2017. Penerbitan aturan itu didasari pada lanskap interaksi sosial antar-individu di masyarakat yang sangat terbuka.

Karena itu Jokowi mengaku khawatir bila pendidikan karakter tidak diperkuat, maka nilai agama dan budaya yang ada di Indonesia tergerus. Sebab, anak-anak sekarang juga dibesarkan oleh medsos.

“Alhamdulilah saat kita mengundang ormas Islam semuanya memberi dukungan penuh pada Perpres Penguatan Pendidikan Karakter yang kita keluarkan,” ujar jokowi. Sebelumnya, Ketua Umum Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Jaidi dalam sambutannya menyatakan dengan tegas bahwa Al-Irsyad sebagai organisasi Islam mitra pemerintah mendukung penuh Perpres tentang Penguatan Pendidikan Karakter tersebut. Sebab, sekolah-sekolah Al-Irsyad sendiri sejak awal didirikan oleh Syekh Ahmad Surkati di tanun 1914 merupakan sekolah-sekolah yang berbasis pendidikan karakter.

Dalam kesempatan silaturahim ini Presiden Joko Widodo kembali pula menegaskan alasan pemerintah menerbitkan Perpu Ormas kemudian dijadikan oleh DPR. Menurut Presiden, ideologi Pancasila merupakan kesepakatan para pendiri bangsa ini yang sudah final. Maka, jika masih ada kelompok yang anti terhadap Pancasila maka pemerintah akan menindaknya sesuai dengan aturan Undang-Undang. “Sudah final kesepakatan itu. Kalau ada yang masih anti-Pancasila yang masih tidak setuju dengan NKRI, ya maaf UU kita jelas sekali menyebutkan itu,” ujarnya.

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Djaidi dalam sambutannya di awal pertemuan itu mengucapkan selamat atas pernikahan puteri Presiden, Kahiyang Ayu baru-baru ini. “Selamat atas pernikahan putri Bapak Presiden, semoga sakinah, mawadah, warrahmah,” katanya.

Abdullah Djaidi menerangkan, organisasi Al-Irsyad mengacu kepada kepentingan umat, dan didirikan untuk mensejahterakan bangsa dan umat.

“Organisasi kita concern untuk mengatasi kebodohan dan kemiskinan. Kita juga punya visi agar umat bisa sejahtera di kemudian hari. Kami sebagai ormas Islam, yang mengacu dengan paham washatiniah. Dalam hal ini, Islam yang lembut, santun, itulah program dakwah kita di berbagai daerah,” lanjut Abdullah Djaidi.    

Dalam sambutannya itu Presiden Joko Widodo juga menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara besar yang memiliki  17.000  pulau, “Walaupun jumlah pulaunya tidak pernah saya hitung sendiri,” candanya.

Beliau menlanjutkan, jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 258 juta jiwa, dengan 714 suku dan 1100  lebih bahasa. Dengan jumlah sebanyak itu Presiden sangat menyayangkan jika warga Indonesia tidak menggali potensi yang dimilikinya. “Bahkan yang lebih memprihatinkan, kenyataannya warga Indonesia tidak menyadari bahwa Indonesia adalah negara yang besar,” tambah beliau.

Presiden Joko Widodo juga menambahkan bahwa pada periode ini Indonesia sedang membangun hubungan bisnis bilateral dengan banyak negara, di antaranya Qatar dan Uni Emirat Arab. Indonesia sedang berusaha untuk menarik para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.*

(AA, SB)