Oleh Ustadz Suhairi Umar

Ada orang yang bangga ketika menunjukkan fotonya bersama seorang artis, pejabat, atau konglomerat. Ada orang yang senang ketika sosial medianya di follow back oleh tokoh terkenal.

Ada orang yang senang ketika bertemu langsung dengan orang-orang sukses karena tidak sembarang orang bisa bertemu dengan mereka.

Tetapi, apakah ada orang yang berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhannya? Adakah orang yang serius ingin mengenal nabinya? Padahal, sesuatu yang paling membahagiakan bagi manusia adalah mengenal Allah dan rasul-Nya.

Ketika kita dekat dengan Allah, maka Dia akan menjadi mata yang kita gunakan untuk melihat. Dia akan menjadi telinga yang kita gunakan untuk mendengar. Dia akan menjadi tangan ketika kita gunakan untuk bekerja. Dia akan menjadi kaki ketika kita pakai untuk melangkah.

Artinya, Allah SWT akan selalu bersama kita ke mana pun kita pergi dan di mana pun kita berada. Ketika Allah bersama kita, maka kita akan dijaga dari segala mara bahaya. Ketika Allah bersama hamba-Nya, maka hamba itu akan dijamin segala kebutuhannya.

Ketika kita dekat dengan Nabi Muhammad saw. maka kita akan minum dari telaganya. Ketika kita dekat dengan Rasulullah kita akan mendapat syafaatnya. Ketika kita menjadi sahabat karibnya di dunia, maka kita akan bersamanya di surga.

Pertanyannya sekarang, bagaimana caranya agar kita lebih dekat dengan Allah SWT? Berikut tiga cara agar lebih dekat dengan Allah SWT.

Pertama

Melalui naluri atau insting manusia itu sendiri. Fitrah manusia tentang keberadaan Tuhan muncul dengan sendirinya, khususnya ketika ia tertimpa musibah atau terancam jiwanya. Dalam kondisi seperti ini, manusia akan mencari pahlawan yang bisa menolongnya atau menyelamatkan jiwanya. Dialah Tuhan pengatur alam semesta (Q.S. Yunus: 22).

Kedua

Melalui makhluk yang Allah ciptakan, seperti langit yang menaungi alam semesta tanpa tiang. Secara logika mustahil bisa bertahan jika bukan diciptakan oleh Tuhan yang maha perkasa.

Bumi yang terhampar seperti permadani yang indah jika dilihat dari ketinggian. Siapa yang mampu membuatnya jika bukan Tuhan semesta alam.

Lautan yang luas dan dalam, tidak mungkin manusia mampu menggalinya dan menciptakan ombak di dalamnya. Semuanya adalah maha karya Allah SWT yang tidak akan pernah tertandingi kebesaran-Nya.

Demikian pula dengan gunung yang tinggi menjulang, pepohonan yang hijau dan rindang, serta binatang yang beraneka ragam, pasti ada yang menciptakan.

Semua ini, bisa mengantarkan manusia yang berakal untuk mengenal Tuhannya. Karena tidak mungkin semua itu ada dengan kebetulan, pasti ada yang menciptakan.

Ketiga

Melalui ayat-ayat (bukti) Allah yang bersifat qauliyah (Alquran) dan kauniyah (alam semesta). Allah menjelaskan dalam Kitab-Nya tentang keberadaan-Nya dan keesaan-Nya (Q.S. Al An’am: 102), bahwa Allah pencipta dan pengatur seluruh alam semesta.

Allah memperkenalkan diri-Nya dalam Alquran bahwa Dia-lah Tuhan semesta alam yang kuat perkasa. Firman Allah dalam Alquran tentang keesaan-Nya kemudian didukung oleh bukti nyata dalam kehidupan manusia (Q.S. Fussilat: 53).

Perbanyak membaca alam, keadaan, lingkungan sosial, dan fenomena alam karena di situ terdapat tanda-tanda keberadaan Tuhan.

Intinya, orang yang mengenal Allah adalah mereka yang menggunakan nalurinya dengan baik, mengoptimalkan akalnya untuk memahami dan menggali makna yang tersimpan dalam Alquran, serta bukti-bukti yang ada dalam rahim alam semesta. Wallahu a’lam.

Sumber: narasihikmah.com