Purokerto – Sebagaimana rilis berita laznasalirsyad.org, LAZNAS Al Irsyad menyalurkan bantuan dari donatur berupa sembako kepada mantan pasien ODGJ dhuafa. Sebanyak sepuluh mantan ODGJ mendapatkan bantuan sembako.Diantara mereka saat ini sudah bisa hidup mandiri. Selain penyaluran, adapula sesi sharing untuk membagi pengalaman dan menghapus stigma buruk tentang ODGJ. Sabtu, 29 Juli 2023.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan-sambutan, salah satunya sambutan dari Bapak Ambardi. Bapak Ambardi merupakan salah satu donatur LAZNAS Al Irsyad yang menginiasi program berbagi kepada mantan pasien ODGJ. Sebelumnya beliau mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah menyediakan waktunya untuk hadir dalam acara ini. Diadakannya kegiatan berbagi merupakan upaya untuk lebih peduli kepada para ODGJ terutama mereka yang sedang berusaha untuk kembali pulih seperti sedia kala, “Acara ini ya tidak sekedar berbagi, mereka datang kesini itu sudah sangat senang karena merasa dianggap. Mereka ini itu ingin dianggap keberadaannya dan kita sebagai orang yang sehat seharusnya merangkul bukan malah menjauh dan bersikap takut.” Ujar Ambardi.
Selain itu hadir pula Bapak Saprol yang merupakan ketua relawan ODGJ Banyumas, ia membagikan sedikit pengalamannya saat membantu para pasien ODGJ yang kesulitan mendapatkan penanganan di Rumah Sakit. Tidak hanya itu beliau juga mengajak masyarakat lainnya untuk lebih peduli dan tidak menampakkan perasaan takut bila berhadapan dengan ODGJ. Walau terlihat sakit seakan tidak peduli dengan sekitar, pasien ODGJ sendiri memiliki perasaan yang sensitif, mereka tahu bagaimana respon masyarakat sekitar terhadap keberaan mereka. Beliau juga yakin, dengan kesabaran dan ketabahan para anggota keluarga serta dukungan yang kuat para pasien ODGJ tentu akan sembuh dan dapat beraktivitas seperti sedia kala.
Riswanto, merupakan salah satu pasien ODGJ yang kini telah sembuh dan bekerja sebagai seorang petani. Saat ia masih sakit tubuhnya sangat kurus, setiap hari ia berteriak dan kesulitan tidur. Alhamdulillah kini ia telah sembuh, Riswanto sudah bisa hidup mandiri. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ia bekerja ke sawah dari pagi hingga jam sepuluh, karena hidup sendiri Riswanto harus memasak untuk dirinya.









