Ucapan Selamat
Saya menulis ucapan setelah melaksanakan shalat Jum’at dan menelepon orang tua. Saya sadar bahwa untuk membangun tradisi intelektual termasuk di organisasi, harus didasari atas niat tulus ikhlas, sehingga keberkahan itu bisa didapatkan. Kesesuaian antara “pendekatan langit” dan “pendekatan bumi” adalah kekuatan umat Islam. Sehingga dalam hal ini, tulisan refleksi yang dibuat tidak semata-mata upaya menghidupkan tradisi intelektual, namun juga ber-muhasabah supaya Allah lebih ridha atas perjuangan kita.
Ucapan Tahni’ah untuk Al-Irsyad yang telah menginjak usia matang sebagai organisasi yang telah mewakafkan dirinya untuk melakukan perbaikan umat Islam di Indonesia. Torehan-torehan telah dituliskan oleh sejarah. Kebesaran Syaikh Ahmad Surkati sebagai pendiri tidak pernah hilang dari pujian para pengamat sejarah Islam khususnya di Indonesia. Topik diskusi tentang Al-Irsyad pun masih digemari oleh pengamat karena Al-Irsyad memiliki karakter khas dalam lintasan sejarah keumatan di Indonesia.
Sebagai bangsa yang besar, setiap perayaan perlu diawali dengan apresiasi dan penghormatan terhadap para pendahulu. Maka, Al-Irsyad sekarang tidak mungkin dapat hadir di tengah-tengah masyarakat jika tanpa pengabdian utuh Syaikh Ahmad Surkati, Umar Hubeis, Saleh Su’aidy, Geys Amar, dan banyak lagi. Semoga Allah meridhai mereka semua. Amiin.
Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Berjuang dan Berbenah
Saya terangkan bahwa sudah saatnya Irsyadiyyin menghilangkan sikap inferiornya dengan selalu mengucap keprihatinan dan kepasrahan. Semangat Al-Irsyad ialah semangat reformis, yang ditandai dengan selalu berupaya mengubah keadaan yang sebelumnya rapuh menjadi keadaan yang kokoh. Al-Irsyad bukanlah organisasi taken for granted (diterima begitu saja), sehingga menangani ketidakberaturan ialah hal biasa bagi kader. Seorang Irsyadi tulen ialah seorang yang memiliki mental superior, seorang penggerak yang siap melakukan pembaharuan.
Pembaharuan utama dan urgent (mendesak) bagi Al-Irsyad saat ini adalah mendefinisikan ulang perjuangannya. Setiap pengurus, anggota, simpatisan, hingga pengamat berhak untuk mengetahui arah dan langkah perhimpunan berusia 109 tahun ini. Definisi itulah yang nantinya semakin menguatkan kekhasan sekaligus meyakinkan publik bahwa keberadaan Al-Irsyad mutlak ada dan diperlukan bagi pengembangan bangsa.
Definisi mestilah memuat nilai-nilai filosofis dan historis organisasi. Pembaharuan diawali dengan fundamental value (nilai dasar) yang nantinya teremanasi pada tiap-tiap langkah organisasi. Tak cukup hanya itu saja, definisi beserta penjelasannya juga mesti memuat kondisi sosiologis, politik, hingga pandangan proyektf para pengurus. Pembaharuan, sekali lagi, identik dengan upaya merelevansikan dengan kondisi kekinian.
Al-Irsyad juga perlu segera memasifkan peniadaan dikotomi kehidupan antara agama dengan urusan dunia. Pemikiran keagamaan memang perlu segera dirumuskan. Namun seiring dengan itu, pemikiran mengenai konstelasi politik, realitas sosial kebudayaan, krisis lingkungan, hingga dunia digital harus diseleraskan. Jika tidak, maka pengamat berhak mengubah kategori Al-Irsyad sebagai organisasi reformisme-modern menjadi konservatif-tradisional.
Kita bersyukur bahwa Al-Irsyad telah masif menggeliatkan perjuangannya di bidang pendidikan dan sosial. Sekolah-sekolah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) direformasi di cabang-cabang. Akselerasi penguatan kapasitas golongan muda Al-Irsyad juga nampak di berbagai daerah. Inklusifisme Al-Irsyad juga digencarkan di sana-sini, sehingga tidak ada satupun individu yang meragukan kualitas nasionalisme Al-Irsyad dan seluruh pengurusnya.
Hanya satu yang perlu disegerakan oleh Al-Irsyad, yaitu menuliskan definisi perjuangannya secara konseptual. Setidaknya, itu bisa menjadi salah satu hadiah ulang tahun Al-Irsyad yang ke-109.
Dzhilaal Al Baqi Bahalwan
Pengurus Majelis Kaderisasi dan Organisasi Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah









