Wakil dari 34 negara di Arab dan Amerika Latin sejak kemarin bertemu di kota Brasilia, Brasil. Salah satu tujuan pertemuan tersebut adalah mengecam tindakan Israel menduduki wilayah Palestina. Pertemuan yang akan berlangsung selama dua hari itu juga membahas kemungkinan kerja sama politik dan ekonomi di antara keduanya.

Pertemuan tersebut dijadwalkan dihadiri juga pemimpin Palestina, Mahmud Abbas. Mesir sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Jazirah Arab mengutus menteri luar negerinya, Ahmed Abul Gheit. Presiden Brasil, Lula da Silva, sebagai tuan rumah, membuka pertemuan yang telah dirancang sejak Januari 2004 melalui serangkaian pertemuan penjajakan itu.

Sumber diplomatik Israel mengakui bahwa pertemuan tersebut memang lebih banyak memberi perasaan simpatik kepada Palestina. Selain soal Israel, pertemuan juga mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mencabut sanksi atas Rusia. Wakil dan para kepala negara yang hadir dalam pertemuan itu juga diarahkan untuk membahas masalah Irak.

Diagendakan, para peserta pertemuan bisa memberi dukungan kepada rakyat Irak untuk melindungi negaranya dari pendudukan pasukan asing. Pertemuan ini menjadi ajang untuk menandingi dominasi AS dan pengaruh kuatnya dalam isu-isu soal Palestina, Irak, dan dunia Arab secara umum. Khusus soal Israel, seorang wartawan independen asal AS, Alison Weir, menyebut bahwa televisi AS pada umumnya memang bias dalam menampilkan isu Israel. Menurut survei dia, televisi AS memberi tempat yang lebih menguntungkan Israel dan merugikan Palestina.

“Kami belum dapat menemukan dasar-dasar pembenaran dari ketidakseimbangan pemberitaan dan peliputan berita-berita itu,” kata Weir. Menurut dia, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab biasnya pemberitaan itu. Di antaranya adalah kuatnya pengaruh kampanye pihak Israel, berita ditulis wartawan yang berkantor di Israel, pers AS sering tunduk pada tekanan Israel, serta sebagian pengelola media memang pro Israel.
(republika.co.id)