Purwokerto, 27 Mei 2025 – Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah, Ustaz Ir. Syarif Ba’syir, menjadi narasumber dalam sesi seminar Pelatihan Nasional Penguatan Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Al Irsyad Al Islamiyyah, Senin malam, 26 Mei 2025, di Purwokerto.

Seminar bertema “Peran Pendidikan Al Irsyad di Masyarakat” ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan nasional yang diikuti oleh para kepala sekolah Al Irsyad dari seluruh Indonesia. Diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan dan Pengajaran (MPP) PP Al Irsyad, kegiatan ini bertujuan memperkuat peran kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, penggerak perubahan, dan penjaga nilai-nilai dakwah Islamiyyah.

Dalam pemaparannya, Ustaz Syarif menegaskan bahwa tujuan utama pendidikan di Al Irsyad adalah membentuk pribadi muslim yang berkualitas, yaitu menjadi Ibadurrahman dan khalifah fil ardh. Sekolah, menurutnya, bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga sarana utama dalam mencetak generasi pemimpin yang sholih dan mushlih.

“Pendidik adalah da’i. Sekolah adalah penunjang dakwah Islam,” ujarnya. Ia menyampaikan bahwa seorang pendidik bukan sekadar pengajar, tetapi agen perubahan yang bertugas membentuk warna Islam dalam kehidupan siswa (shibghah Allah), yang kelak menjadi cahaya bagi lingkungannya.

Ustaz Syarif juga mencontohkan metode pendidikan Rasulullah ? dalam membina para sahabat. Beliau menggunakan pendekatan yang sesuai dengan konteks zamannya, dan dari proses tersebut lahirlah umat yang istimewa—tokoh-tokoh besar dengan pengaruh luar biasa. Umat Islam pada masa awal dikenal luas karena keistimewaannya: jumlahnya sedikit, tetapi hampir selalu menang dalam peperangan, dan bahkan mampu menguasai pasar, mengalahkan dominasi pasar Yahudi saat itu.

“Islam dahulu pernah dilukiskan sebagai umat yang siangnya seperti singa dan malamnya seperti rahib-rahib yang lupa dunia,” ujar beliau menggambarkan semangat dan keseimbangan hidup umat Islam masa lalu.

Ustaz Syarif menekankan bahwa pendidikan saat ini harus diarahkan agar anak-anak didik kita benar-benar layak disebut sebagai generasi muslim sejati: ibadahnya kuat, akhlaknya mulia, mampu membawa keluarganya menuju kebaikan, dan tangguh dalam menghadapi persoalan dunia. “Islam itu unggul, dan tidak ada yang mengunggulinya,” tegasnya.

Ia mengajak para kepala sekolah untuk memulai perubahan dari pendidikan akhlak, pendidikan mental, dan moral. Anak-anak harus dibina agar menjadi mutiara zaman—generasi yang bercahaya karena nilai-nilai keislamannya.

Dalam rangka membentuk karakter tersebut, Ustaz Syarif menekankan pentingnya pendidikan akhlak Islam yang mendalam. Ia mengutip karya Al-Jauziyah dan Ibnu Qudamah al-Maqdisi yang merinci 72 cabang akhlak Islam sebagai landasan pembentukan karakter yang utuh dan berakar kuat.

Lebih lanjut, beliau menyoroti pentingnya menjadikan sekolah sebagai pusat unggulan di wilayahnya masing-masing, yang tidak hanya kuat dalam kurikulum akademik, tetapi juga menonjol dalam nilai-nilai spiritual dan sosial. Bahasa, media, rumah, dan masyarakat harus menjadi elemen pendukung yang selaras dengan misi sekolah.

Dengan semangat itu, Ustaz Syarif menutup pesannya: “Pendidikan adalah ladang jihad bagi para guru. Dari sinilah wajah Islam masa depan dibentuk.”