Al-Irsyad diminta merekomendasikan pendirinya jadi pahlawan nasional.

BOGOR – Presiden Joko Widodo menerima jajaran pimpinan pusat dan daerah Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/11). Pada hari yang sama, ormas yang telah berusia 103 tahun ini memulai Muktamar ke-40 di Bogor.

Pada kesempatan itu, Presiden menyampaikan apresiasinya terhadap Al-Irsyad. Menurut Presiden, Al-Irsyad merupakan organisasi yang sejak 1914 telah berkiprah demi kemajuan masyarakat, terutama di bidang dakwah, kesehatan, serta pendidikan.

“Saya tahu Al-Irsyad Al-Islamiyyah adalah organisasi yang sudah ada sejak lama, yakni tahun 1914, berarti sudah 103 tahun berdiri dan berkiprah sangat banyak, terutama di bidang dakwah, di bidang kesehatan, pendidikan,” kata dia.

Presiden mengaku pernah berjanji untuk bersilaturahim dengan para pengurus Al-Irsyad dari berbagai daerah. Karena itu, kini Presiden pun memenuhi janjinya dengan membuka Muktamar ke-40 Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Istana Kepresidenan, Bogor.

“Saya ingat betul, tiap Pak Abdullah Djaidi (Ketua Umum Al-Irsyad—Red) kita undang ke Istana, beliau menyampaikan keinginan agar saya bisa bersilaturahim dengan seluruh jajaran pengurus Al-Irsyad Al-Islamiyyah,” katanya..

Lebih lanjut, Presiden pun mengaku mengenal baik organisasi ini di Solo, Jawa Tengah. Ia menilai, Al-Irsyad memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas.

“Di Solo, Al-Irsyad Al-Islamiyyah saya kira SD-nya sangat terkenal sekali karena kualitas pendidikannya,” ujar dia.

Setelah dibuka oleh Presiden di Istana Bogor, Muktamar ke-40 Al-Irsyad pun dimulai di Hotel Sahira, Bogor. Rencananya muktamar akan berlangsung hingga Sabtu (18/11)

Saat memberikan sambutan pada muktamar tersebut, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mendorong Al-Irsyad untuk merekomendasikan pendirinya, Syekh Ahmad Surkati, menjadi pahlawan nasional.

“Kalau boleh ada baiknya juga kita merekomendasikan pendiri Al-Irsyad, Syekh Ahmad Surkati Al-Anshori, bisa menjadi pahlawan nasional,” kata Menag.

Awalnya, kata Menag, ia mengira pendiri Al-Irsyad sudah menjadi pahlawan nasional. Setelah ditelusuri dan dikonfirmasi, ternyata belum dijadikan pahlawan nasional.

“Jasa beliau sangat luar biasa. Melalui literature yang saya baca, beliau adalah tokoh pembaru,” kata Menag.

Jasa Syekh Ahmad Surkati, menurut dia, luar biasa dalam membentuk Al-Irsyad yang hingga kini masih ada dan terus berkembang. Syekh Ahmad Surkati juga setia mengembangkan dakwah, sosial, dan pendidikan di Indonesia.

Menag berharap, Muktamar ke-40 Al-Irsyad dapat menghasilkan kepengurusan yang dapat menyatukan semua muktamirin. Ia juga menyatakan setuju dengan tema muktamar ini, yaitu “Menyongsong Kebangkitan Al-Irsyad sebagai Organisasi Pembaharu dan Moderat”.

“Dalam konteks moderasi, pembaruan diperlukan karena masyarakat berubah dan itu diajarkan oleh guru-guru kita bahwa kontekstualisasi dalam memahami ajaran agama adalah keniscayaan,” ujar Menag.

Ia juga menegaskan, Al-Irsyad adalah ormas Islam di Indonesia yang mengusung pembaruan, tapi dalam kerangka dan konteks moderasi. Artinya, pembaruan yang tidak berlebihan dan ekstrem.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah KH Abdullah Djaidi menyampaikan apresiasi kepada pemerintah yang telah menjadi bagian dari Al-Irsyad dalam dakwah, sosial, dan khususnya dalam pendidikan Islam.

“Kita sangat mendukung penguatan character building di seluruh sekolah di Indonesia dalam pembinaan karakter umat dan bangsa,” kata Kiai Abdullah seperti dilansir laman resmi Kementrian Agama (Kemenag)

Menurut Kiai Abdullah, terbitnya Perpu Ormas menjadi penguatan bagi semua ormas untuk senantiasa menjaga dan membentengi utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terkait muktamar, Kiai Abdullah berharap, seusai perhelatan ini para pengurus kembali ke daerah masing-masing untuk berbaur dan menggerakkan masyarakat dalam berbagai aktivitas sesuai visi misi Al-Irsyad, baik di bidang dakwah, sosial, maupun pendidikan.

Selain Menag dan Kiai Abdullah, tampak hadir Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, Utusan Khusus Presiden RI Din Syamsuddin, Wakil Duta Besar Sudan, dan pengurus Pimpinan Pusat dan Pimpinan Daerah Al-Irsyad.