Pimpinan Wilayah Al-Irsyad Papua akan mendapat tanah waqaf di kawasan Abepura, Jayapura. Di atas tanah itu direncanakan akan dibangun kompleks pendidikan Al-Irsyad, dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi.

Demikian dilaporkan oleh PW Al-Irsyad Papua saat bertemu dan berdialog dengan sekretaris jenderal Pimpinan Pusat Al-Irsyad, Dr. Mochamad Noer, di Jayapura, medio Agustus lalu. Untuk memuluskan rencana besar tersebut, PW Papua minta partisipasi dari PP Al-Irsyad.

Hadir pula dalam dialog itu staf pengurus dari PC Al-Irsyad Kota Jayapura dan Kab. Keerom.

Rencana Al-Irsyad Papua itu direspon positif oleh Sekjen PP. “PP berkomitmen penuh membantu setiap kegiatan PW dan PC dalam batas-batas kemampuan yang ada,” katanya. Khusus mengenai kompleks pendidikan, sekjen meminta PW Papua memprioritaskan pengurusan tanah wakaf itu, serta segera memulai pembangunan dari Taman Kanak-Kanak.

Dalam acara dialog itu PW Jayapura dan kedua PC (Jayapura dan Keerom) berharap agar PP Al-Irsyad agar lebih memperhatikan kegiatan di cabang-cabang yang Islam menjadi minoritas. Dilaporkan pula bahwa PW Papua sedang merencanakan pendirian cabang baru di tiga kabupaten, yaitu Kab. Jayapura, Merauke, dan Timika.

“PP menyambut baik upaya mendirikan cabang-cabang yang telah direncanakan oleh PW Papua,” kata Sekjen.

Menanggapi permintaan irsyadiin di Papua agar Pimpinan Pusat menerbitkan media yang bisa menjadi sarana komunikasi seluruh irsyadiin, termasuk di Papua, Sekjen juga meresponnya dengan baik. “Insya Allah PP akan mengaktifkan kembali Mimbar Al-Irsyad yang pernah terbit di tahun 2007, dan dalam bulkan Agustus 2008 ini akan segera diterbitkan,” kata Sekjen.

Namun Sekjen juga meminta maaf karena PP saat ini belum dapat memberi bantuan untuk menaikkan honor guru-guru di sekolah-sekolah Al-Irsyad, khususnya di Kab. Keerom. Ini karena keterbatasan sana yang dimiliki PP.

Sebagaimana diketahui, di Kab. Keerom sudah cukup lama terdapat Kompleks Pendidikan Al-Irsyad, dari TK sampai Madrasah Aliyah (MA). Semakin hari animo masyarakat makin besar untuk menyekolahkan anaknya di sekolah Al-Irsyad. Tapi karena keterbatasan finansial, mereka hanya bisa memberi honorarium yang sangat kecil terhadap para guru. Namun para guru itu tetap punya semangat tinggi untuk mengajar dan memajukan sekolah itu, meski honor yang diperoleh hanya cukup untuk makan paling lama satu minggu saja. Keikhlasan menjadi pendorong utama para guru itu mengajar di sekolah Islam Al-Irsyad, di tengah kepungan sekolah misionaris yang besar dananya.

Untuk sedikit membantu, dalam kunjungan kerja tersebut PP memberi bantuan berupa buku-buku paket untuk Madrasah Ibtidaiyah (kelas 1-6), serta beberapa alat peraga TK, seperti mandi bola, serta dana sebesar Rp 5 juta untuk bantuan pendidikan di Keerom.

Sehari sebelumnya, sekjen PP diundang jamuan makan oleh ketua PW Al-Irsyad Papua, Dr. M. Musa’ad, M.Si, yang juga dosen senior di Universitas Cenderawasih.* (MA)