SURABAYA – Al-IRSYAD. Pimpinan Cabang (PC) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surabaya bersilaturahim dengan Pimpinan Wilayah (PW) Al-Irsyad Al-Islamiyyah Jawa Timur. Pada pertemuan itu, dari PW Jawa Timur hadir langsung Hasan Bahanan sebagai Ketua dan Iqbal bin Qurusy. Kegiatan itu berlangsung di kantor PC Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surabaya. Pertemuan itu dalam rangka tukar pendapat dan konsolidasi pemikiran pengembangan organisasi.

Ketua PW Jatim, Hasan Bahanan menekankan pada pentingnya strategi dalam menyusun kebijakan dan program organisasi. Segala kegiatan yang dibuat dan dijalankan perlu adanya kejelasan tujuan, sasaran, dan kebermanfaatan yang tinggi, khususnya manfaat kepada jum’iyyah.

Secara khusus, Hasan Bahanan menegaskan bahwa PC perlu untuk mengembangkan kemampuan cabang dalam perencanaan kegiatan berbasis lokal. PC sebagai eksekutor program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga perlu meningkatkan kemampun untuk menjangkau masyarakat melalui program-program yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

Hasan Bahanan juga memberikan penekanan kepada sinkronisasi kebijakan, baik kebijakan dalam internal kepengurusaan PC, maupun kebijakan yang muaranya dari Pimpinan Pusat (PP). Pada tataran PC, sinkronisasi dapat dilakukan dengan antar Lajnah. Dalam mencetak kader dakwah misalnya, dapat disusun sebuah program yang melibatkan Lajnah pendidikan, sosial, dan dakwah.

Pada tataran PP, sebuah kebijakan dapat berskala nasional, melibatkan cabang-cabang dan adanya keseragaman orientasi program yang dibuat oleh PC se-Indonesia dalam rangka menyukseskan agenda nasional. Sehingga daripada itu, corak Jum’iyyah Al-Irsyad Al-Islamiyyah dapat mewarnai khazanah Islam di Indonesia.

Iqbal bin Qurusy menambahkan bahwa pentingnya pula bagi PC untuk menjalin kerja sama dengan PC yang lain. Sudah saatnya bagi Al-Irsyad untuk mengembangkan organisasi melalui kolaborasi antar PC. Proses komunikasi dan penjalinan kerja sama antar PC dapat memberikan manfaat bagi PC yang berkolaborasi itu dan Al-Irsyad secara umum.

Pentingnya Kembali Ke Mabda

Nyawa dari organisasi adalah ideologi. Organisasi akan mulai menghilang apabila organisasi tersebut sudah tidak lagi memegang teguh ideologi yang dipakai dan diperjuangkannya. Lebih parah, apabila para anggota organisasi tersebut sudah tidak menanamkan nilai-nilai ideologi organisasi dalam menjalan program.

Al-Irsyad Al-Islamiyyah mempunyai ideologi yang disebut dengan Mabadi. Maka akan menjadi sebuah kekuatan bagi organisasi dan anggotanya, apabila Mabda’-Mabda’ Al-Irsyad dipegang teguh. Sebaliknya, jum’iyyah ini akan semakin memudar ghirahnya apabila Mabda’ tersebut sudah tidak menjadi pegangan. Telah menjadi sejarah emas bagi Al-Irsyad ketika para anggota bangga dan memegang teguh Mabda’ pada masa kejayaannya.

Al-Irsyad adalah organisasi pergerakan, yang mana bercirikan pada gerakan-gerakan pendidikan, dakwah dan sosial. Gerakan tersebut harus sejalan dengan Mabda’, sehingga tujuan-tujuan organisasi dan maksud yang digariskan oleh para founding father dapat tercapai. Akan menjadi sebuah kesalahan besar bagi Al-Irsyad apabila nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah programnya tidak mengandung unsur Mabda’, apalagi menyalahi Mabda’.

Maka dari itu, Hasan Bahanan menegaskan bahwa penanaman Mabda’ Al-Irsyad harus segera digencarkan kepada semua anggota Al-Irsyad Al-Islamiyyah di Indonesia. “Kita perlu mengembalikan azas organisasi seperti semua, kembali kepada Mabda’ atau khittah yaitu sebagai organisasi perjuangan dan da’wah untuk kesejahteraan dan kemajuan umat. Ilal Amaami Banil Irsyad”, pungkasnya. (lal)

Sumber: https://alirsyadsurabaya.org/silaturahim-ketua-pw-jatim-kuatkan-sinergi-dan-ideologi/