Oleh Ustadz Said Baumar

Banyak rumah besar, keluarganya makin kecil. Gelar makin tinggi, akal sehat makin rendah. Pengobatan makin canggih, kesehatan makin buruk. Travelling keliling dunia, tak kenal dengan tetangga.

Penghasilan bertambah, tak ada ketentraman jiwa. Kualitas ilmu tinggi, kualitas emosi rendah. Manusia makin banyak, rasa kemanusiaan makin menipis.

Pengetahuan makin bagus, kearifan makin berkurang. Perselingkuhan makin marak, kesetiaan hampir punah. Banyak teman di dunia maya, tak punya sahabat sejati.

Minuman keras makin banyak, air bersih makin berkurang. Pakai jam tangan mahal, selalu kekurangan waktu. Ilmu semakin tersebar, adab dan akhlak makin lenyap.

Al-Qur’an banyak dihafal, sedikit sekali yang mengamalkan. Belajar semakin mudah, guru makin tak berharga. Teknologi informasi kian canggih, fitnah dan aib makin banyak tersebar. Orang yang sedikit ilmu banyak bicara, orang yang banyak ilmu terdiam.

Inilah ironi zaman, rekayasa petaka kian merajalela.

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (H.R. Muslim no. 588)