Oleh Ustadz Zufar Bawazir

Kita beriman kepada Allah adalah suatu nikmat, bahwasannya Allah itu Esa tiada sekutu bagi-Nya dan Dialah yang berhak disembah, yang selain Dia adalah makhluk yang tidak layak dan tidak pantas untuk disembah. Oleh karena itu keimanan itu harus kokoh dalam diri kita, tidak boleh hanya sebatas mampir begitu saja. Kita harus memahami tentang iman ini tentang laa ilaaha illallaah, tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah.

Allah telah berfirman dalam (QS. Muhammad, 47:19) : “Fa’lam annahuu lama ilaaha illallaahu wastaghfir lidzanbika walilmu’miniina wal mu’minaati,” Maka ketahuilah dengan ilmu kamu harus tahu bahwasannya tidak ada tuhan selain Allah. Ini menunjukan bahwa yang utama yang harus kita hadirkan dalam diri kita adalah pemahaman tentang laa ilaaha illallaah, jangan sampai kita tidak tahu tentang hal-hal yang berkaitan dengan apa yang kita ucapkan, yang menjadi keyakinan kita, sehingga dengan demikian kalimat laa ilaaha illallaah ini menjadi yang pertama yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk diketahui dengan ilmu yang benar, baru setelah itu Allah perintahkan untuk Istighfar setelah dengan mengetahui akan laa ilaaha illallaah ini.

Maka ketahuilah dengan ilmu akan laa ilaaha illallaah dan mohon ampunlah untuk dosamu dan untuk orang beriman laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu, begitu pentingnya pemahaman akan laa ilaaha illallaah yang ini merupakan pokok dari iman kita kepada Allah SWT, yang kita harus terus memahamkannya pada diri kita dengan terus memperbaharui keimanan kita.

Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a secara marfu’ kepada Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “perbaharuilah iman kalian.” para sahabat bertanya “wahai Rasulullah bagaimana kami memperbaharui iman kami?” Rasulullah menjawab “perbanyaklah ucapan laa ilaaha illallaah maka ini adalah petunjuk yang ditunjukan oleh Rasulullah SAW, dalam hadits yang diriwayatkan Al-Hakim ini dalam kitabnya “Al Mustadrak” bahwa iman itu harus terus diperbaharui.

Kita seringkali merujuk kepada kehidupan dunia, selalu ingin memperbaharui terhadap apa-apa yang kita miliki dalam kehidupan dunia, ingin mobil baru, rumah baru, apa-apa yang baru, kita sukai. Tetapi sudahkah kita memperhatikan iman kita? sudahkah kita merawat iman kita untuk selalu baru? untuk selalu fresh? untuk selalu segar? sedangkan godaan begitu banyak, penawaran-penawaran kepada kebatilan ditawarkan dengan cara yang indah, moderen dan menarik, sedangkan iman kita dari dulu tidak kita perbaharui, kita tidak memperbanyak ucapan laa ilaaha illallaah, maka ini menyebabkan penurunan iman karena iman itu naik dan turun seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: “al imanu yazidu wa yanqush.”, “Yazidu bith tho’at, yanqushu bil ma’shiyat” iman itu dia bisa bertambah, dia bisa berkurang, dia bisa naik kadarnya, dia bisa menurun, dia bertambah dia naik dengan amal shaleh, dengan ketaatan kepada Allah, dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan dia berkurang, dia menurun dengan kemaksiatan.

Maka ada orang-orang yang imannya suatu saat naik, kala lain dia menurun drastis bahkan sampai menjadi kafir seperti yang Allah firmankan dalam (QS. An-Nisa 4:137) : “Innal-ladziina aamanuu tsumma kafaruu tsumma aamanuu tsumma kafaruu tsummaazdaaduu kufran” Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian sadar lagi dia beriman lagi, karena tidak merawat iman dia kafir lagi, bahkan bertambah-tambah kekafirannya.

Maka kita harus waspada betapa banyaknya hal-hal seperti itu terjadi yang merupakan sebab dari tidak diperbaharuinya iman, tidak dirawatnya iman, iman ini karunia yang besar dari Allah SWT pada diri kita yang akan menyebabkan seseorang masuk surga. Orang yang diakhir ucapannya dalam kehidupan dunia ini yang setelah itu dia mati adalah laa ilaaha illallaah dia masuk surga sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW : “Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah laa ilaaha illallaah, maka dia akan masuk surga.” (HR. Abu Dawud)

Sehingga ini adalah ucapan yang sangat berharga, yang sangat mahal. Perbanyaklah kita ucapkan dalam perjalanan kita, dari rumah ke kantor, dari kantor bali ke rumah, di kantor daripada melamun, daripada tidak mengucapkan apa-apa, atau daripada melakukan yang lain-lain mengucapkan hal yang lain perbanyaklah ucapan laa ilaaha illallaah, perbanyaklah istigfar, perbanyaklah dzikir kepada Allah maka ini adalah cara terbaik untuk lalu menyegarakan iman memperbaharui iman.

Dalam firmannya Allah mengatakan : “Innamaal mu’minuunal-ladziina idzaa dzukirallahu wajilat quluubuhum wa-idzaa tuliyat ‘alaihim aayaatuhu zaadathum iimaanan wa’ala rabbihim yatawakkaluun.” (QS. Al-Anfaal, 8:2). Hanyalah orang-orang mukmin, itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetar hati mereka, muncul rasa takut kepada Allah, dan jika dibacakan kepada mereka ayat-ayatnya bertambahlah keimanan mereka dan hanya kapada Tuhan mereka, mereka bertawakkal.

Ini orang yang timbul getaran dalam hatinya, timbul rasa takut disebut nama Allah saja dengan dzikrullah, disebutkan tentang Allah, disebutkan tentang pahala yang disediakan oleh Allah, disebutkan adzab bagi orang-orang yang ingkar, timbul rasa takut pada dirinya, mengerikan apabila harus berhadapan dengan siksaan berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyulitkan namun dia merasa besar harapannya kepada Allah sebagai orang beriman untuk dimasukan kedalam surga-Nya untuk suatu saat dia melihat memandang wajah Allah harapan yang sangat diinginkannya.

Inilah gertaran-getaran dalam hati seseorang yang apabila disebut nama Allah timbul keadaan seperti itu, dibacakan ayat-ayat Allah bertambah pula imannya, dia tidak menawar-nawar dalam hal ini. Apa yang Allah perintahkan dia laksanakan, apa yang dilarang Allah dia jauhi maka ini semua merupakan dari bertambahnya iman dan sikap bertawakkal berserah diri kepada Allah, bertawakkal bukan berarti menyerah pada keadaan tapi bagaimana dia beruasaha menuju yang lebih baik dalam segala hal, menuju kepada yang lebih baik dalam penilaian Allah SWT, dalam penilaian agama Islam, dalam penilaian dakwah, dalam penilain peningkatan iman, menuju yang lebih baik sebab ada orang yang diajak ibadah dia tidak mau, saya tawakkal kepada Allah saya menunggu hidayah dari Allah. Tidak, hidayah harus dicari, tawakkal kepada Allah adalah dengan bertawakkal terlebih dahulu.

Sebagaimana rizki, seseorang mencari terlebih dahulu setelah itu dia serahkan semuanya kepada Allah, begitulah keimanan. Harus orang itu mencari memperbaharui, membersihkan kotoran-kotoran yang bisa saja menempel di dalamnya maka dengan demikian orang tersebut layak menjadi orang yang selalu dalam keadaan iman yang baru, iman yang segar, iman yang akan mengajak dia menuju ketaatan kepada Allah SWT.

Dulu sahabat-sahabat itu begitu memerhatikan tentang keimanan untuk terus diperbaharui, untuk terus ditingkatkan. Maka, seperti yang diriwayatkan bahwa Umar Bin Khattab r.a jika bertemu dengan sahabat-sahabat Nabi, dia mengatakan dan mengumpulkan mereka “mari kita duduk sebentar dan meningkatkan iman kita, ayo kita tambah iman kita.” Ini karena Umar Bin Khattab dan sahabat-sahabat Nabi lainnya merasa itu hal yang penting dalam hidup ini jangan sampai iman itu mengalami erosi kemudian terkikis-terkikis karena godaan begitu banyak, sehingga perlu untuk ditambah, perlu untuk diperbaharui dan itu dilakukan oleh Umar Bin Khattab dengan mengajak sahabat-sahabat yang lain untuk duduk di suatu majelis ilmu, majelis dzikir, mereka kemudian berdzikrullah sehingga saling merasa terdapat peningkatan dalam iman mereka.

Ini penting untuk kita lakukan, dengan kita hadir di majelis-majelis ilmu menambah ilmu dan wawasan kita tentang keimanan kepada Allah SWT dan itu menjadikan keimanan kita semakin tinggi, semakin bertambah dan selalu terperbaharui. Kita bisa dengan bermuwajahah dengan Allah di malam-malam hari saat suasana sepi saat orang banyak tidur, kita menghadap kepada Allah SWT dan kita mengadukan apa yang menjadi masalah kita atau kita mohon ampun kepada Allah disaat Allah menyambut hamba-hamba-Nya di malam-malam hari tersebut inilah hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menambah iman kita untuk memperbaharui iman kita sehingga iman kita selalu menjadi segar dalam diri kita untuk menghadapi berbagai macam godaan dunia yang begitu banyak agar kita selamat sampai akhirat masuk ke Surga-Nya Allah dalam barisan Nabi Muhammad SAW.